Mengatasi problema keuangan setelah menikah (2)


Dari artikel sebelumnya tentang masalah keterbukaan keuangan terhadap pasangan, dapat ditarik kesimpulan bahwa betapa pentingnya keterbukaan masalah keuangan terhadap pasangan dan calon pasangan sebelum menikah.

 Silahkan baca Mengatasi problema keuangan setelah menikah (1)

Selain itu, dengan banyaknya calon
pasangan yang sebelum menikah mungkin sudah memiliki aset atau utang yang berhubungan dengan pembelian sebuah aset, misalkan rumah, apartemen ataupun kendaraan, maka keberadaan Perencanaan Keuangan yang baik dan benar serta kemungkinan dibutuhkannya perjanjian pisah harta menjadi meningkat.
Apabila tidak ingin menggunakan perjanjian pisah harta, sebaiknya apa yang harus dilakukan dan dipersiapkan oleh calon pasangan? Antara lain sebagai berikut:
1. Buatlah Tujuan Keuangan Bersama
Kunci dari kesuksesan tidak hanya dalam berumah tangga tapi juga keuangan di dalam sebuah rumah tangga adalah masalah KOMUNIKASI. ]Apabila pasangan atau calon pasangan anda agak sensitif dalam membicarakan masalah keuangan dapat dilakukan dengan membuat daftar tujuan keuangan bersama.
Misalkan, anda bisa mulai membicarakan tempat tinggal setelah menikah, kapan kira-kira target anda bisa membeli tempat tinggal. Anda juga bisa membicarakan bagaimana anda akan membesarkan anak-anak dan ke mana mereka akan disekolahkan, atau tujuan tempat-tempat liburan yang ingin anda kunjungi bersama.
Tujuan-tujuan keuangan tersebut tentu memerlukan biaya di kemudian hari. Dengan mempunyai tujuan bersama anda bisa memulai suatu pembicaraan tentang keuangan keluarga tanpa harus menyinggung secara frontal.
Buat tujuan keuangan bersama dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Lalu cek progress dari tujuan keuangan tersebut apakah anda dan pasangan sudah on-track?
2. Saling Pengertian
Karena bagi sebagian besar orang Indonesia membicarakan masalah uang sebelum pernikahan masih tabu, maka sering kali hal inilah yang memicu permasahalahan besar di kemudian hari.
Apalagi ketika kedua calon sama-sama bekerja dan punya penghasilan serta terbiasa mengatur keuangannya sendiri, maka diperlukan toleransi dan rasa pengertian yang tinggi untuk bisa bersama-sama mengatur keuangan bersama.

Baca juga Tips Agar Bebas Hutang Seumur hidup

Selain tujuan keuangan bersama di atas, masing-masing pihak juga boleh mengajukan keinginannya, misal sang istri ingin membeli tas bermerek sedangkan suami ingin mobil sport baru. Tinggal dirundingkan apakah dana diambil dari uang rumah tangga bersama atau dari penghasilan masing-masing.
3. Buat Batasan Nominal Belanja
Beberapa rumah tangga membuat aturan batasan belanja. Maksudnya adalah berapa nominal paling tinggi yang boleh dibelanjakan tanpa harus mendapatkan persetujuan pasangan. Banyak orang mengajukan angka Rp 1 juta.
Dengan kata lain, apabila seorang istri atau suami ingin membelanjakan uang rumah tangga dengan nominal di atas Rp 1 juta tersebut, maka mereka harus melaporkan atau izin kepada pasangannya.
4. Buat Tanggal Bersama Untuk Diskusi Keuangan Rumah Tangga
Buatlah tanggal bersama yang disetujui untuk mendiskusikan masalah keuangan rumah tangga, misalnya dilakukan segera setelah gajian. Dengan membuat tanggal ini masing-masing pihak komitmen untuk mendiskusikan pengeluaran rutin yang akan terjadi untuk bulan berikutnya, serta pengeluaran tidak rutin yang mungkin akan terjadi.
5. Tahan Keinginan
Problem sebagian besar orang adalah membedakan antara kebutuhan dengan keinginan. Jangan sampai keinginan anda untuk berbelanja sangat besar bahkan membahayakan keuangan rumah tangga.
Di banyak Negara, termasuk di Indonesia, pasangan bertanggung jawab atas utang yang dilakukan oleh pasangan lain (selama mereka tidak punya perjanjian pisah harta). Bahkan di negara lain pasangan bertanggung jawab terhadap utang yang dilakukan sebelum mereka menikah.
Berlaku jujurlah dengan pasangan anda. Anda tidak inginkan aset anda disita gara-gara pasangan anda punya utang atau membuat kesalahan dalam mengatur keuangan.
6. Berfikir Positif
Sangat mudah untuk menyalahkan pasangan ketika masalah keuangan terjadi. Daripada saling menyalahkan akan lebih baik bersatu padu mengatasi masalah keuangan tersebut, fokus dan selalu berpikir positif.
Well, anda sudah menikah berarti permasalahan dalam rumah tangga ya milik kalian berdua untuk diselesaikan secara bersama-sama.
7. Gunakan Jasa Perencana Keuangan
Kultur dari orang Indonesia masih banyak yang merasa tidak enak untuk bicara tentang keuangan dengan pasangan atau calon pasangan.
Anda bisa menggunakan pihak ke 3 yang Independen, dalam hal ini Perencana Keuangan. Perencana Keuangan tidak hanya melakukan persiapan keuangan keluarga anda beserta pasangan, tapi bisa juga sebagai penengah masalah keuangan ketika anda dan pasangan sungkan untuk saling terbuka dan membicarakannya. Dengan cara seperti ini anda dapat memandang keuangan anda lebih objektif.
Previous
Next Post »
0 Komentar

Ads by google